Monday, February 22, 2016

Lianny's Business Card



"Mak, bisa tolong desainin kartu nama?"

Itulah kalimat yang ditanyakan oleh Mak Lianny Hendrawati pada saya via personal message beberapa waktu yang lalu. Terus terang, saya sudah lumayan lama nggak ngulik desain kartu nama lagi. Angan-angan saya untuk bisa membantu teman-teman "memasarkan diri" dengan grafis pun pelan-pelan juga sudah terkubur.

Kenapa?

Karena apresiasi terhadap marketing kits semakin memburam. Orang sudah semakin meremehkan "kekuatan" sebuah marketing kits dan personal branding kits.

Ah, bikin logo? Gampang! Banyak yang gratis di internet, banyak yang bisa bikinin. Cuma 2 x 2 cm ini. Murah! Atau, cetak kartu nama? Ah, gampang! Banyak template gratisan tuh. Tinggal unduh, terus cetak. Cetaknya juga murce bingits. Kayak yang kemarin rame melintas :D Saya juga dapat tawaran, tapi dengan disertai permintaan maaf, saya harus tolak :)

Anyway, cerita tentang yang itu nanti sajalah ya. Saya cuma mau cerita tentang kartu nama Mak Li :)

Saya yang sudah telanjur desperate soal bisnis desain grafis agak-agak surprise, bahwa ada yang minta bantuan untuk dibikinin kartu nama seperti ini lagi :) Secara berseloroh, saya tanyakan ke Mak Li, kok nggak ke web yang onoh noh, kan murah. Mak Li nggak menjawab pertanyaan saya, tapi malah balik nanya, MakCar emang sudah nggak bikin kartu nama lagi?

Saya jawab, masih sih. Tapi di saya mahal, Mak.

Tapi ternyata MakLi masih mau keukeuh saya bikinin. Hehehe. Terima kasih, Mak Li, atas kepercayaannya yah *ketjup-ketjup*

Nggak terlalu banyak permintaan Mak Li ini, hanya saja pengin supaya kartu namanya dominan berwarna biru, dan ada image vector mama blogger seperti yang ada di header blognya. Maka, dengan cepat pula saya mengulik desain eksklusif Mak Li menjadi 3 alternatif desain berikut.




Dari ketiga alternatif di atas, Mak Li suka alternatif 3 tapi katanya terlalu rame. Hihihi. Jadi mending pilih alternatif 2, katanya. Tapi Mak Li minta warna birunya lebih diterangin lagi, dan ditambah pernak pernik bunga seperti di alternatif 1.

Baiklah. Dan inilah alternatif 2 setelah direvisi.




Mak Li langsung oke pas lihat hasil revisi di atas. Jadi kemudian, tugas saya adalah mencetakkan kartu nama untuk Mak Li.

Spesifikasi kertasnya, kertas BW 280 gr (yep, lebih tebel dari yang biasanya) dan saya minta laminasi doff, supaya waterproof. Waterproof di sini bukan berarti kalau dicelupin ke air nggak basah loh ya. Tetep basah kalau gitu mah :lol: Tapi waterproof-nya adalah kalau ketetesan air tintanya nggak luntur :) Selain supaya waterproof, laminating ini juga membuat kartu nama lebih 'kaku', sehingga kalau dimasukkan ke dalam card holder gitu juga nggak gampang lecek.

Dua hari kemudian, kartu nama Mak Li pun sudah saya kirimkan pada empunya. :)

Semoga suka ya, Mak Li. Maaf, ga sempet foto barang jadinya hahaha. Buru-buru dikirim, soalnya Mak Li mau segera pakai :)

Semoga juga kualitasnya cukup memuaskan ya :)

Febriyan Lukito's Business Card

Saat Mas Febriyan Lukito ngeliat kartu nama yang saya bikin buat Mak Lianny kemarin, Mas Ryan serta merta meminta tolong saya untuk membuatkan desain kartu nama yang pas untuknya.

Sebelumnya saya agak jarang bikinin kartu nama buat cowok :D Jadi, iya, terus terang saya agak gelagapan karena kurangnya referensi. Nggak mungkin kayaknya Mas Ryan saya kasih desain bunga-bungaan dan segala macam borderline yang centil-centil koleksi saya. Maka dengan sedikit memakan waktu, saya pun mencari referensi kartu nama yang maskulin dan terlihat profesional. Saya sih pengin menawarkan beberapa alternatif yang nggak  monokrom, tapi apa daya kok mata saya selalu tertarik ke kartu nama simpel monokrom. Kalau nggak item putih, ya paling abu-abu. Weh. Susah juga ya ternyata. Heuheu.

Setelah semedi, saya akhirnya bisa punya tiga alternatif ini. Dengan berharap bisa memenuhi permintaan Mas Ryan yang nggak neko-neko, saya pun mengirimkan ketiganya untuk direview.





Ternyata Mas Ryan suka sama desain kedua. Itu tuh, yang dibagi dua kanan kiri item putih. Mas Ryan sempat meminta untuk menambahkan dua blog lagi (bener-bener ternak blog ini si mamase :lol: ), saya lalu kembali menawarkan dua alternatif berikut ini.



Dan, inilah hasil akhir desain kartu nama untuk Mas Febriyan Lukito.



Iya, kalau dilihat lebih saksama, itu bagian yang hitam nggak polos tapi bertekstur kayu. Biar nggak monotonlah maksudnya :)

Semoga Mas Ryan puas dengan hasilnya dan juga service-nya ya :D

Untuk pemesanan jasa desain grafis, term & condition bisa dilihat di sebelah sini.

Wednesday, February 10, 2016

Logo Design - Djawa



Sebuah logo biasanya mencerminkan identitas perusahaan. Ya eyalahhh. Yang pertama kali diulik dalam sebuah proses corporate identity pastilah logo duluan. Alasannya? Ya, karena logo itu identity paling basic deh. Mau bikin kartu nama, ada logo, mau bikin kertas kop surat, ada logo dong, mau bikin media promosi, yaaa musti ada logo juga.

Salah satu proyek ngulik logo saya adalah logo Djawa ini.


Logo yang lama
Kata ssng Owner, logo ini terlalu berat, karena 1. warna goldennya, 2. efek 3D nya.

Hmmm.
Terus beliau menjelaskan beberapa alasan dan filosofi mengapa logo tersebut terlalu “berat”, yang saya pun, terus terang, nggak mudeng juga. Yah, pokoknya intinya, harus diubah. Lebih light tapi catchy. Kurang lebih begitu deh.

… so saya pun mulai ngedesain …

Sebelumnya beliau juga kasih masukan sedikit buat saya, bahwa desainnya kurang lebih musti mengadopsi bentuk atap rumah joglo. Khas, dan karena memang kantor kami sebagian besar terdiri atas joglo-joglo klasik. Jadi ya, daripada terlalu pusing, mending itu aja yang dijadiin identitas.

Baeklah, Boss. Jadi akhirnya saya bikin beberapa alternatif.




Yang di atas itu adalah studi bentuk atap rumah joglo yang mau saya ambil sebagai main part. Setelah ketemu mana yang terasa paling oke, lanjut ke tahap berikutnya yaitu brainstorming logo.



Sampai di sini, desain-desain ini saya ajukan ke juragan untuk di review. Dan yang terpilih adalaaaaaaahhh… *jengjeng* yang INI!!!


Kalo udah ada approval begini, saya lantas membuat berbagai alternatif kenampakannya jika diaplikasikan di berbagai media.


So, logo itulah yang dipakai hingga sekarang. Simpel, gampang diaplikasikan di media apapun… ditrace ulang pun juga gampang, dan langsung terbaca, D-j-a-w-a.

Buat saya sih kriteria logo yang bagus ya yang memenuhi syarat tersebut. Terutamanya gampang di-trace. Karena saya pribadi sangat amat sangat pusing kalo nemu logo orang, ada unsur grunge nya, ada shadow yang terlalu besar feather-nya, udah gitu fontnya juga nggak jelas, plus susah di-trace ulang. Wew!

Demikianlah proses metamorfosisi logo Djawa.

All images are courtesy of Djawa